Pengertian dan Macam - Macam Norma
Norma Sosial
Secara Umum Norma Sosial adalah
Suatu nilai nilai atau kebiasaan umum yang menjadi patokangan umum dalam
prilaku suatu kelompok masyarakat. Norma yang menyangkut tentang prilaku-prilaku
yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi manusia sebagai makhluk sosial.
Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu
kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah
terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam
masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan.
Norma merupakan hasil buatan manusia
sebagai makhluk sosial. Pada awalnya, aturan ini dibentuk secara tidak sengaja.
Lama-kelamaan norma-norma itu disusun atau dibentuk secara sadar. Norma dalam
masyarakat berisis tata tertib, aturan, dan petunjuk standar perilaku yang
pantas atau wajar
Tingkatan Norma Sosial
1.Cara (usage)
Cara adalah suatu bentuk perbuatan
tertentu yang dilakukan individu dalam suatu masyarakat tetapi tidak secara
terus-menerus.
Contoh: cara makan yang wajar dan
baik apabila tidak mengeluarkan suara seperti hewan.
2.Kebiasaan (Folkways)
Kebiasaan merupakan suatu bentuk
perbuatan berulang-ulang dengan bentuk yang sama yang dilakukan secara sadar
dan mempunyai tujuan-tujuan jelas dan dianggap baik dan benar.
Contoh: Memberi hadiah kepada
orang-orang yang berprestasi dalam suatu kegiatan atau kedudukan, memakai baju
yang bagus pada waktu pesta.
3.Tata kelakuan (Mores)
Tata kelakuan adalah sekumpulan
perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat hidup dari sekelompok manusia yang
dilakukan secara sadar guna melaksanakan pengawasan oleh sekelompok masyarakat
terhadap anggota-anggotanya. Dalam tata kelakuan terdapat unsur memaksa atau
melarang suatu perbuatan.
Contoh: Melarang pembunuhan,
pemerkosaan, atau menikahi saudara kandung.
4.Adat istiadat (Custom)
Adat istiadat adalah kumpulan tata
kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi
sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya.
Macam norma sosial
Norma Agama
Norma agama adalah peraturan sosial
yang sifatnya mutlak sebagaimana pemahamannya dan tidak dapat ditawar-tawar
atau diubah ukurannya karena berasal dari Tuhan. Contoh: Beribadah kepada
Tuhan, tidak berbohong, tidak boleh mencuri, dan lain sebagainya.
Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan
sosial yang berasal dari hati nurani yang menghasilkan Akhlak, sehingga
seseorang dapat membedakan apa yang dianggap baik dan apa pula yang dianggap
buruk. Pelanggaran terhadap norma ini berakibat sanksi pengucilan secara fisik
(dipenjara, diusir) ataupun batin (dijauhi).
Contoh: Orang yang berhubungan intim
di tempat umum akan dicap tidak susila,melecehkan wanita atau laki-laki di
depan orang
Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah peraturan
sosial yang mengarah pada hal-hal yang berkenaan dengan bagaimana seseorang
harus bertingkah laku yang wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Contoh: Tidak
meludah di sembarang tempat, memberi atau menerima sesuatu dengan tangan kanan,
tidak kencing di sembarang tempat.
Norma Kebiasaan
Norma kebiasaan adalah sekumpulan
peraturan sosial yang berisi petunjuk atau peraturan yang dibuat secara sadar
atau tidak tentang perilaku yang diulang-ulang sehingga perilaku tersebut
menjadi kebiasaan individu. Pelanggaran terhadap norma ini berakibat celaan,
kritik, sampai pengucilan secara batin.
Contoh: Membawa oleh-oleh apabila
pulang dari suatu tempat, bersalaman ketika bertemu.
Etika
Dalam bahasa yunani Etika adalah "ethikos", berarti
"timbul dari kebiasaan adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang
utama filasafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi
mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan
konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. St. John of
Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis
(practical philosophy).
Etika
dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat
spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena
pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah
diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh
manusia.
Secara
metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika.
Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan
refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek
dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu
lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang
normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan
manusia. Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi
penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).
contoh-contoh etika dlm kehidupan sehari-hari,yaitu :
1. Jujur tidak berbohong
2. Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan
3. Lapang dada dalam berkomunikasi
4. Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
6. Tidak mudah emosi / emosional
7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
9. Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
10. Bertingkah laku yang baik
Pengertian
Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar
dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan
dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005).
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan
Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
1. Konsekuen dan konsisten
dengan aturan main yang telah disepakati bersama
2. Menumbuhkembangkan
kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
3. Perlu adanya sebagian
etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa peraturan
perundang-undangan
Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam Etika yaitu
1. Sistematik
Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan
etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial
lainnya dimana bisnis beroperasi.
2. Korporasi
Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah
pertanyaan-pertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan
ini mencakup pertanyaan tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan
struktur organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan.
3. Individu
Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang
muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk
pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan dan karakter individual.
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara
untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil,
sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu
ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan
merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan
hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah
abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen
Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku
etika bisnis, yaitu :
·
Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada
konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti
cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan
cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
·
Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan
kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun
tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan
terjadi benturan dengan hak orang lain.
·
Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang
sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik
secara perseorangan ataupun secara kelompok.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu
untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi
serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi,
diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Contoh kasus etika bisnis:
1.
Sebuah perusahaan pengembang di Lampung
membuat kesepakatan dengan sebuah perusahaan perusahaan kontraktor untuk
membangun sebuah pabrik. Sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati pihak
pengembang memberikan spesifikasi bangunan kepada pihak perusahaan kontraktor
tersebut. Dalam pelaksanaannya, perusahaan kontraktor menyesuaikan spesifikasi
bangunan pabrik yang telah dijanjikan. Sehingga bangunan pabrik tersebut tahan
lama dan tidak mengalami kerusakan. Dalam kasus ini pihak perusahaan kontraktor
telah mematuhi prinsip kejujuran karena telah memenuhi spesifikasi bangunan
yang telah mereka musyawarahkan bersama pihak pengembang.
2. Sebuah Yayasan Maju Selalu menyelenggarakan
pendidikan setingkat SMA. Pada tahun ajaran baru sekolah mengenakan biaya
sebesar Rp.500.000,- kepada setiap siswa baru. Pungutan sekolah ini
diinformasikan kepada mereka saat akan mendaftar,sehingga setelah
diterima,mereka harus membayarnya. Kemudian pihak sekolah memberikan informasi
ini kepada wali murid bahwa pungutan tersebut digunakan untuk biaya pembuatan
seragam sekolah yang akan dipakai oleh semua murid pada setiap hari rabu-kamis.
Dalam kasus ini Yayasan dan sekolah dapat dikategorikan mengikuti transparasi.
3. Pada tahun 1990 an, kasus yang masih mudah diingat yaitu Enron. Bahwa
Enron adalah perusahaan yang sangat bagus dan pada saat itu perusahaan dapat
menikmati booming industri energi dan saat itulah Enron sukses memasok enegrgi
ke pangsa pasar yang bergitu besar dan memiliki jaringan yang luar biasa luas.
Enron bahkan berhasil menyinergikan jalur transmisi energinya untuk jalur
teknologi informasi. Dan data yang ada dari skilus bisnisnya, Enron memiliki
profitabilitas yang cukup menggiurkan. Seiring dengan booming indutri energi,
akhirnya memosisikan dirinya sebagai energy merchants dan bahkan Enron disebut
sebagai ”spark spead” Cerita pada awalnya adalah anggota pasar yang baik,
mengikuti peraturan yang ada dipasar dengan sebagaimana mestinya. Pada akhirnya
Enron meninggalkan prestasi dan reputasinya baik tersebut, karena melakukan penipuan
dan penyesatan.. Sebagai perusahaan Amerika terbesar ke delapan, Enron kemudian
kolaps pada tahun 2001.
Berdasarkan referensi-referensi dan contoh diatas. saya sependapat
etika bisnis adalah studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah
yang harus dipelajari oleh semua perilaku bisnis. karena menurut saya dalam
berbisnis sangat penting untuk beretika dan melakukan persaingan yang sehat
antar pelaku bisnis. kita dapat melihat di contoh diatas pelaku bisnis yang
menggunakan etika dalam berbisnis akan mengikuti transparansi, kejujuran, dan
nilai-nilai moral yang baik. sedangkan pada contoh ketiga ialah contoh kasus
yang melakukan penipuan dan penyesatan. sangat tidak bagus dan merusak nama dan
citra perusahaan.
oleh karena itu, sekali lagi menurut saya Etika Bisnis sangat diperlukan bagi semua pelaku bisnis.
Dan pendapat saya tentan etika adalah : sikap seseorang dan kelompok
masyarakat dalam merealisasikan moralitas dalam kehidupan sehari-hari menurut
ukuran dan berperilaku yang baik.
Prinsip-prinsip
Etika Bisnis
a. Prinsip Otonomi. Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk
bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri. Bertindak secara otonom
mengandaikan adanya kebebasan mengambil keputusan dan bertindak menurut keputusan
itu. Otonomi juga mengandaikan adanya tanggung jawab. Dalam dunia bisnis,
tanggung jawab seseorang meliputi tanggung jawab terhadap dirinya sendiri,
pemilik perusahaan, konsumen, pemerintah, dan masyarakat.
b. Prinsip Kejujuran. Prinsip kejujuran meliputi pemenuhan syarat-syarat
perjanjian atau kontrak, mutu barang atau jasa yang ditawarkan, dan hubungan
kerja dalam perusahaan. Prinsip ini paling problematik karena masih banyak
pelaku bisnis melakukan penipuan.
c. Prinsip Tidak Berbuat Jahat dan Berbuat Baik. Prinsip ini mengarahkan
agar kita secara aktif dan maksimal berbuat baik atau menguntungkan orang lain,
dan apabila hal itu tidak bisa dilakukan, kita minimal tidak melakukan sesuatu
yang merugikan orang lain atau mitra bisnis.
d. Prinsip Keadilan. Prinsip ini menuntut agar kita memberikan apa yang
menjadi hak seseorang di mana prestasi dibalas dengan kontra prestasi yang sama
nilainya.
e. Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri. Prinsip ini mengarahkan agar kita
memperlakukan seseorang sebagaimana kita ingin diperlakukan dan tidak akan
memperlakukan orang lain sebagaimana kita tidak ingin diperlakukan.
Kriteria dan Prinsip Utilitarianisme
Ada tiga kriteria objektif dijadikan dasar objektif sekaligus norma
untuk menilai kebijaksanaan atau tindakan.
1. Manfaat : bahwa kebijkaan atau tindakan tertentu dapat mandatangkan
manfaat atau kegunaan tertentu.
2. Manfaat terbesar : sama halnya seperti yang di atas, mendatangkan
manfaat yang lebih besar dalam situasi yang lebih besar. Tujuannya
meminimisasikan kerugian sekecil mungkin.
3. Pertanyaan mengenai menfaat : manfatnya untuk siapa? Saya, dia, mereka
atau kita. Kriteria yang sekaligus menjadi pegangan objektif etika
Utilitarianisme adalah manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang.
Dengan kata lain, kebijakan atau tindakan yang baik dan tepat dari segi
etis menurut Utilitarianisme adalah kebijakan atau tindakan yang membawa
manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang atau tindakan yang memberika
kerugian bagi sekecil orang / kelompok tertentu.
Atas dasar ketiga Kriteria tersebut, etika Utilitarianisme memiliki tiga pegangan yaitu :
1.Tindakan yang baik dan tepat secara moral
2.Tindakan yang bermanfaat besar
3.Manfaat yang paling besar untuk paling banyak orang.
Dari ketiga prinsip di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
“ bertindaklah sedemikian rupa, sehingga tindakan itu mendatangkan
keuntungan sebesar mungkin bagi sebanyak orang mungkin”.
Nilai positif etika ultilitarinisme
Etika ultilitarinisme tidak memaksakn sesuatu yang asing pada kita.
Etika ini justru mensistematisasikan dan memformulasikan secara jelas apa yang
menurut penganutnya dilakukan oleh kita sehari–hari.
Etika ini sesungguhnya mengambarkan apa yang sesungguhnya dilakukan oleh orang secara rasional dalam mengambil keputusan dalam hidup, khususnya dalam haal morl dn juga bisnis.
Nilai positif etika ultilitarinisme adalah
1. Rasionlitasnya. Prinsip moral yang diajukan oleh etika ultilitarinisme
tidak didasarakan pada aturan – aturan kaku yang mungkin tidak kita pahami.
2. Universalitas. Mengutamakan manfaat atau akibat baik dari suatu
tindakan bagi banyak orang yang melakukan tindakan itu.
3. Dasar pemikirannya adalah bahwa kepentingan orang sama bobotnya.
Artinya yang baik bagi saya, yang baik juga bagi orang lain.
Will Kymlicka, menegaskan bahwa etika ultilitarinisme mempunyai 2 daya
tarik yaitu :
1. Etika ultilitarinisme sejalan dengan instuisi moral semua manusia bahwa
kesejahterahan manusi adalah yang paling pokok bagi etika dan moralitas
2. Etika ultilitarinisme sejalan dengan instuisi kita bahwa semua kaidah
moral dan tujuan tindakan manusia harus dipertimbangkan, dinilai dn diuji berdsarkan
akibatnya bagi kesejahterahan manusia.
Etika ultilitarinisme sebagai proses dan standar penilaian
Etika ultilitarinisme juga dipakai sebagai standar penilaian bagi
tindakan atau kebijakan yang telah dilakukan. Keriteria – keriteria di atas
dipakai sebagai penilai untuk mengetahui apakah tindakan atau kebijakan itu
baik atau tidk untuk dijalankan. Yang paling pokok adalah tindakan atau
kebijakan yng telah terjadi berdasarkan akibat dan konsekuensinya yaitu sejauh
mana ia menghasilkan hasil terbaik bagi banyak orang.
Sebagai penilaian atas tindakan atau kebijakasanaan yang sudah terjadi,
criteria etika ultilitarinisme dapat juga sekligus berfungsi sebagai sasaran
atau tujuan ketika kebijaksanaan atau program tertentu yng telah dijalankan itu
akan direvisi.
Analisis keuntungan dan kerugian
etika ultilitarinisme sangat cocok dipakai untuk membuat perencanaan
dan evaluasi bagi tindakan atau kebijakan yang berkaitan dengan orang banyak.
Dipakai secara sadar atau tidaak sadar dalam bidang ekonomi, social, politik
yang menyangkut kepentinagan orang banyak.
Kelemahan etika ultilitarinisme
1. Manfaat merupakan sebuah konsep yang begitu luas sehingga dalam
praktiknya malah menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit. Kaarena manfaat
manusia berbeda yang 1 dengan yanag lainnya.
2. Persoalan klasik yang lebih filosofis adalag bahwa etika
ultilitarinisme tidak pernaah menganggap serius suatu tindakan pada dirinya
sendiri dan hanya memperhatikan nilai dari suatu tindakan sejauh kaitan dengan
akibatnya. Padahal, sangat mungkin terjadi suatu tindaakan pada dasarnya tidak
baik, tetapi ternyata mendatangkan keuntungan atau manfaat
3. Etika ultilitarinisme tidk pernah menganggap
serius kemauan atau motivasi baik seseorang.
4. Variable yang dinilai tidak semuanya bisa dikuantifikasi. Karena itu
sulit mengukur dan membandingkan keuntungan dan kerugian hanya berdasarkan
variable yang ada.
5. Kesulitan dalam menentukan prioritas mana yang paling diutamakan.
6. Bahwa etika ultilitarinisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu
dikorbankan demi kepentingn mayoritas. Yang artinya etika ultilitarinisme
membenarkan penindasan dan ketidakadilan demi manfaat yang lebih bagi
sekelompok orang.
Jalan keluar
Para filsuf yang menganut etika ultilitarianisme antara lain
menaanggapi kritik tas kelemahan = kelemahan etika ini dengan membuat perbedaan
antara ultilitarianisme aturan dan ultilitarianisme tindakan.
Itu berarti bukanlah suatu tindakan medapatkan manfaat terbesar bagi
banyak orang tetapi yang pertama kali ditanyakan adalah apakah tindakan itu
sesuai dengan aturan moral yang harus diikuti oleh semua orang. Jadi dalam hal
ini suatu tindakan dapat dilakukan jika dapat memenhuni atau sesuai dengan
aturan moral yang berlaku lalu dari situ baru kita dapat tentukan apakah
tindakan tersebut dapat mendatangkan manfaat bagi sebesar mungkin orang.
Dengan cara ini kita bisa mempertimbangkan secaraa serius semua hak dan
kepentingan semua pihak terkait secara sama tanpa memihak, termasuk hak dan
kepentingan kita (contohnya perusahaan). Dengan demikiaan pada akhirnya kita
bis sampai pada jalan keluar yang dapat dianggap paling maksimal menampung
kepentingan semua pihak yang terkait dan memuaskan semua pihak, walaupun bukan
yang paling sempurna.
Inti dari etika ultilitarianisme adalah harapan agar kebijaksanaan atau
tindakan bisnis apa pun dan dari peusahaan manapun akan bermanfaat bagi semua
pihak yang terkait yang berkepentingan, terutama dalam jangka panjang. Tetapi
kalau ini tidak memungkinkan, dimana ada pihak yang dikorbankan.
Referensi :
http://handyleonardoetikabisnis.blogspot.com/2012/09/pengertian-etika-etika-bisnis-dan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis
http://id.wikipedia.org/wiki/Etika
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/nilai-sosialnorma-sosialtingkatan-norma-sosial-macam-macam-norma-sosial-dan-kode-etik/
http://ahmadfauzanisw.wordpress.com/2010/12/04/norma/
Thx bermanfaat
BalasHapus